Senin, 01 Agustus 2011

Kelimutu

Perjalanan ke pulau Flores khususnya ke Ende takkan lengkap jika belum mengunjungi Danau kelimutu atau Danau Tiga Warna. Danau Kelimutu merupakan danau yang menyimpan banyak cerita dan misteri.
Danau ini dikenal dengan tiga warna, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Sekarang saja, dua warna dari ketiga danau itu adalah coklat, sedangkan yang lain adalah hijau.

Kelimutu merupakan gabungan kata dari Keli yang berarti gunung dan kata Mutu yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat. Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal Danau yang berwarna merah atau Tiwu Ata Polo merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau Tiwu Ata Mbupu merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.



Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk menyaksikan keindahan danau Kelimutu. Sedangkan menjelang tengah hari, apalagi sore hari, biasanya pemandangan danau Kelimutu akan terhalang oleh kabut yang tebal. Selain pemandangan danau Kelimutu, dapat pula disaksikan keindahan alam lain di Taman Nasional Kelimutu seperti Hutan Lindung yang banyak ditumbuhi pepohonan pinus dan cemara serta kicauan burung-burung yang menghuni kawasan Taman Nasional Kelimutu.

Kekayaan alam danau Kelimutu ditunjang pula dengan kekayaan budaya berupa rumah adat, tarian tradisional dan kerajinan tenun ikat yang merupakan ciri khas warga setempat. Selain itu pula, terdapat sumber air panas, air terjun, dan perkampungan adat yang wajibkamu kunjungi. Bila kamu hendak berkunjung, waktu yang paling tepat adalah antara bulan Juli sampai September.

Larantuka

Larantuka adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia dan dikenal juga sebagai kota pelabuhan di tepi danau. Daerah ini merupakan salah satu daerah tujuan wisata di NTT yang cukup terkenal dan sering dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Di Larantuka wisatawan dapat menemukan keindahan panorama pantai yang mempesona seperti Pantai Weri. Di Pantai ini wisatawan akan disuguhi keindahan pantai pasir putih dan pemandangan pulau Adonara yang ada di seberangnya. Pantai lainnya adalah Pantai Kawaliwu. Jika anda ingin menikmati keindahan saat matahari terbenam di ufuk barat atau sunset, maka di pantai ini anda dapat menikmatinya.



Bergerak sekitar 5 km ke arah Timur Larantuka, wisatawan akan menemukan sebuah desa yaitu Desa Mudakeputu yang memiliki potensi wisata upacara adat tradisional seperti tarian Hedung, soka palang Meraj dan yang lainnya. Di desa ini wisatawan juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan tenun ikat khas Flores Timur serta bangunan-bangunan tradisional masyarakat Flores.

Selain wisata alam dan adat istiadat, Larantuka juga memiliki banyak wisata religi khususnya umat Kristiani. Di kota Larantuka banyak ditemukan simbol-simbol umat Kristiani seperti Patun Tuhan Yesus, Patung Bunda Maria, gereja maupun kapel. Di kota ini wisatawan juga dapat mengikuti acara-acara ritual keagamaan yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti Semana Santa, Prosesi Jumat Agung dan yang lainnya.

(tempatwisata.org)

Sabu

Sawu adalah nama sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luasnya adalah 414 km².

Pulau ini selain disebut pulau Sawu, juga disebut sebagai pulau Sabu. Sedangkan penduduk setempat menyebut pulau ini dengan Rai Hawu (pulau Hawu)


Keadaan iklim di pulau Sabu dipengaruhi letaknya yang berdekatan dengan benua Australia. Karenanya pulau ini mempunyai ciri-ciri khas dengan musim kemarau yang panjang dan dengan curah hujan rendah. Dalam setahun hanya 14-69 hari musim hujan. Sejauh mata memandang hanya nampak bukit-bukit kapur yang kurang subur dengan beberapa puncak perbukitan yang menjulang, namun ketinggiannya tidak melebihi 250-an meter. Di pulau ini terdapat lapangan terbang Tardamu dan mempunyai pantai yang indah yaitu pantai Oeseli.

(Wikipedia)